Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Oktober 2023 sebesar 2,56 persen secara tahunan (year on year/yoy). Sedangkan inflasi bulanan terealisasi 0,17 persen. Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini mengatakan terjadi peningkatan indeks harga konsumen (IHK) secara yoy dari 112,75 menjadi 115,64. Ada juga peningkatan IHK secara bulanan dari 115,44 menjadi 115,64.
“Jika dirinci berdasarkan kelompok pengeluaran, inflasi tahunan terbesar terjadi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 5,41 persen dengan andil 1,39 persen terhadap inflasi umum,” ujar Pudji dalam konferensi pers di Kantor BPS, Jakarta Pusat, Rabu (1/11). “Komoditas yang memberikan andil inflasi kelompok ini adalah beras, yaitu dengan andil 0,85 persen, rokok kretek filter 0,19 persen, daging ayam ras 0,10 persen, bawang putih 0,07 persen, dan rokok putih 0,07 persen,” rincinya.
Sementara itu, komoditas penyumbang inflasi terbesar secara bulanan (month to month/mtm) adalah transportasi dengan inflasi 0,55 persen dan andil 0,07 persen. Ia merinci di tingkat komoditas penyumbang inflasi mtm terbesar adalah beras dengan andil inflasi 0,06 persen, bensin 0,04 persen, cabai rawit 0,03 persen, dan tarif angkutan udara 0,02 persen. Lalu, dari 90 kota IHK tercatat seluruhnya mengalami inflasi secara tahunan. Bahkan, 54 kota mengalami inflasi tahunan lebih tinggi dari inflasi nasional.