PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) alias ID Food mendapatkan pinjaman Rp1,5 triliun dari Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) untuk mengurus cadangan pangan pemerintah (CPP). Bos ID Food Frans Marganda Tambunan menyebut kebutuhan untuk CPP menyentuh Rp16 triliun per tahun. Dengan kata lain, holding BUMN pangan ini masih perlu Rp14,5 triliun lagi. “Ini kami dapat pinjaman dari Himbara dengan skema penjaminan dan subsidi bunga, sehingga kami dapat bunga cukup kecil di bawah 3 persen. Pangan ini harga pembelian pemerintah (HPP) naik banyak, margin kecil, sehingga sangat membantu kami untuk penyimpanan serta distribusi sesuai harga acuan atau harga eceran pemerintah,” katanya dalam Ngopi BUMN di Kementerian BUMN, Jakarta Pusat, Selasa (10/10).
Frans menyebut pinjaman Rp1,5 triliun tersebut kemungkinan cair di Oktober 2023 ini. Ia pun menegaskan bakal memaksimalkan waktu 3 bulan sampai akhir tahun ini untuk mengurus penyimpanan hingga penyaluran CPP. Ia mengatakan pihaknya saat ini akan berfokus kepada 3 dari 9 bahan pokok yang diminta Presiden Joko Widodo untuk dicadangkan, yakni gula, minyak goreng, dan daging sapi. Sedangkan 6 komoditas lainnya, seperti daging unggas, cabai, ikan, bawang putih, bawang merah, dan telur akan menyusul. “Ini (gula, minyak goreng, daging sapi) memang yang selalu bergejolak di akhir tahun. Ke depan mudah-mudahan dari 9 itu kita bisa full lakukan program, baik komersil maupun penugasan, lewat skema pendanaan lebih besar lagi di tahap 2, di luar Rp1,5 triliun,” jelasnya.