Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengungkap pembatasan pembelian beras di toko ritel hanya berlaku untuk beras stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) yang berasal dari Bulog. Hal ini ia ungkapkan di tengah maraknya pembatasan pembelian beras maksimal 10 kg di toko ritel. “Untuk jenis beras yang dibatasi 2 pack di pasar ritel hanya berlaku untuk beras SPHP yang dari Bulog. Kalau untuk beras komersial, itu tergantung dari kebijakan ritel masing-masing,” kata Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi dalam keterangan resminya, Selasa (3/10).
Arief menegaskan beras SPHP berasal dari cadangan beras pemerintah (CBP) yang digelontorkan ke masyarakat demi menstabilkan pasokan dan harga. Ia menyebut guyuran beras SPHP ke pasar sesuai arahan Presiden Joko Widodo. Pembatasan beras SPHP di toko ritel diklaim Bapanas mendorong masyarakat untuk berbelanja dengan bijak. Terlebih, Indonesia sedang menghadapi kekeringan imbas El Nino.
Sementara itu, Direktur Bisnis Perum Bulog Febby Novita memastikan pasokan beras masih cukup, di mana gelontoran terus dilakukan ke semua lini. Bulog berjanji akan terus membanjiri pasar dengan stok CBP sebagai bentuk intervensi pasar bersama pemerintah. Per 2 Oktober, Bulog sudah mengguyur beras SPHP di tingkat konsumen hingga 799 ribu ton. Wilayah yang paling banyak digelontorkan selama 2023 ini adalah DKI Jakarta dan Banten dengan total 174 ribu ton.