Proyeksi Inflasi September 2023 saat Harga Beras dan Pertamax Melambung

Ekonom secara kompak memproyeksikan kinerja inflasi pada September 2023 akan semakin turun ke level 2 persen (year-on-year/yoy) di tengah kenaikan harga beras dan BBM Pertamax. Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede melihat naiknya harga minyak dunia yang mempengaruhi harga minyak Indonesia atau Indonesia Crude Price (ICP) serta meningkatnya biaya pendidikan akan menjadi pemicu inflasi pada periode tersebut. “Kenaikan inflasi bulanan didorong oleh penyesuaian harga minyak nonsubsidi sebagai respons terhadap kenaikan harga minyak dunia dan kenaikan biaya pendidikan yang bersifat musiman,” katanya, dikutip Senin (2/10/2023).

Terlebih, pemerintah pada September 2023 melakukan penyesuaian harga BBM nonsubsidi, yaitu Pertamax, naik Rp900 menjadi Rp13.300 per liter. Sebelumnya, BBM dengan nilai oktan 92 (RON 92) ini dibanderol seharga Rp12.400 per liter per Juni 2023. Dari sisi pangan, Josua mengatakan bahwa inflasi pada September 2023 juga dipengaruhi oleh kenaikan harga komoditas beras dan gula. Namun demikian, menurutnya, inflasi pangan diperkirakan mengalami deflasi kecil secara bulanan karena harga kelompok pangan selain beras dan gula masih menunjukkan tren penurunan. Untuk itu, Josua memprediksikan inflasi secara bulanan atau month-to-month (mtm) akan berada di angka 0,08 persen, sedangkan secara yoy di level 2,16 persen. Turun dari capaian 3,27 persen yoy pada Agustus 2023. Adapun, konsensus ekonom Bloomberg menyimpulkan secara rata-rata inflasi berada di level 2,21 persen secara tahunan dan 0,08 persen secara bulanan. Inflasi September 2023 secara tahunan, estimasi tertinggi ekonom adalah sebesar 2,45 persen yoy, sementara estimasi terendah adalah sebesar 2 persen.

Sementara itu, Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti telah memberikan sinyal bahwa kenaikan harga beras akan menyumbangkan inflasi terbesar pada periode tersebut. Bahkan, pada minggu ketiga September, jumlah wilayah yang mengalami kenaikan Indeks Perkembangan Harga (IPH) terus bertembah dari 263 kab/kota pada minggu sebelumnya, menjadi 284 kab/kota. Amalia mengungkapkan bahwa tren harga beras masih belum menunjukkan adanya tanda-tanda akan menurun ataupun stagnan. Oleh karena itu, BPS telah memberikan ancang-ancang bahwa beras akan menjadi komoditas utama penyumbang inflasi September 2023. “Jadi beras sudah masuk dalam komoditas penyumbang kenaikan IPH nomor satu. Minggu depan kami akan umumkan inflasi di tanggal 2 Oktober,” tuturnya dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi pekan lalu, Senin (25/9/2023). Sebagaimana diketahui, harga beras memang memberikan andil inflasi terbesar di Agustus 2023 sebesar 0,05 persen. Secara kumulatif pada Januari hingga Agustus 2023, beras mengalami inflasi sebesar 7,99 persen year-to-date (ytd).

Search