Harga makanan dan minuman diprediksi akan terkerek kurang lebih sekitar 5 persen imbas kenaikan harga gula industri pada awal 2024. Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) Adhi S. Lukman memprediksi harga gula industri akan naik di atas Rp13 ribu per kg pada awal tahun depan. Kenaikan harga gula tersebut, imbuhnya, jelas akan berdampak terhadap produk makanan dan minuman yang menggunakan komoditas tersebut. Kendati, ia tak bisa memastikan berapa besar kenaikan harga makanan dan minuman. Sebab, hal itu tergantung pada penggunaan kadar gula pada masing-masing perusahaan.
Sementara pada industri minuman ready to drink (RDT) yang kadar gulanya sekitar 12 persen, kenaikan harga gula bisa mempengaruhi harga produk sekitar 1,2 persen. Menurut Adhi, kenaikan harga gula industri juga berpengaruh secara berbeda terhadap perusahaan industri besar dan kecil. Bagi perusahaan besar yang memegang kontrak dengan pemasok gula sampai pertengahan tahun, Adhi menyebut dampak yang didapatkan tidak akan terlalu besar karena perusahaan tersebut masih bisa mempertahankan harga lama.
Sementara bagi perusahaan kecil dengan daya tahan stock yang rentan, mereka tentu akan langsung berdampak. “Makanya kalau saya amati kalau perusahaan-perusahaan kecil industri rumah tangga itu mereka akan langsung menaikkan harga atau mengurangi ukuran jualnya untuk menyesuaikan kondisi harga-harga bahan bakunya,” jelas Adhi. “Tapi bagi perusahaan besar, biasanya kenaikan harga itu tidak biasa dilakukan di tengah-tengah tahun. Mereka selalu menekankan kenaikan harga itu biasanya di akhir atau awal tahun,” sambung dia.