Pertemuan Putin-Kim Jong Un Jadi Tanda Tanya, Ada Apa?

Pertemuan antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un menimbulkan tanya tanya. Pasalnya kedua belah pihak tak mengadakan konferensi pers, tidak mengeluarkan komunike, dan tidak mengumumkan kesepakatan hasil pertemuan itu secara publik. Namun Putin tampaknya memberikan bantuan potensial kepada Kim ketika pemerintahannya sendiri terkena sanksi atas invasi besar-besaran ke Ukraina, yang tampaknya menghambat akses terhadap teknologi Rusia.

Pada Juli lalu, Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu pergi ke Pyongyang dengan membawa daftar belanjaan. Setelah satu setengah tahun pertempuran berintensitas tinggi di Ukraina, stok amunisi Rusia telah sangat terkuras. Saat itu para pejabat Amerika Serikat (AS) memperingatkan Korut dan Rusia sedang mempertimbangkan kemungkinan kesepakatan untuk menambah pasokan bagi perang melawan Ukraina. Korut diketahui memiliki persenjataan yang cukup besar di semenanjung Korea.

Namun hal ini memberikan ketidakpastian besar terkait potensi pertukaran teknologi antara Korea Utara dan Rusia. AS yakin Pyongyang telah menjadi pemain dalam perang Ukraina dan memberikan senjata kepada kelompok tentara bayaran Rusia, Wagner. Namun Yevgeny Prigozhin, pendiri Wagner, menepis tuduhan tersebut dan menyebutnya sebagai gosip dan spekulasi. Jika Rusia menyerahkan teknologi peluncuran ini ke Korut, dunia mungkin akan menyaksikan dampak global yang lebih luas dari perang darat terbesar di Eropa sejak tahun 1945. Selain itu, konvergensi dua negara pariah mungkin akan terjadi dengan cara yang tidak terduga dan berbahaya.

Search