Tim penyelamat berpacu dengan waktu untuk menemukan korban yang selamat di antara reruntuhan bangunan pada hari Senin (11/9). Sudah lebih dari 48 jam setelah gempa paling mematikan di Maroko kurun enam dekade terakhir. Tim pencari dari Spanyol, Inggris, dan Qatar bergabung dalam upaya pencarian korban gempa berkekuatan magnitudo 6,8 yang terjadi pada Jumat malam, 72 km (45 mil) barat daya Marrakech. Banyak korban selamat yang menghabiskan malam ketiga di luar rumah. Jumlah korban tewas telah meningkat menjadi 2.681 dengan 2.501 orang terluka.
Dengan sebagian besar zona gempa berada di daerah yang sulit dijangkau, dampak penuhnya masih belum terlihat. Pihak berwenang belum mengeluarkan perkiraan jumlah orang yang masih hilang. Jalan-jalan yang diblokir atau terhalang oleh batu-batu yang terlepas telah mempersulit akses ke lokasi-lokasi yang terkena dampak paling parah. Banyak bangunan yang mudah runtuh, termasuk rumah-rumah tradisional yang terbuat dari batu bata lumpur, batu, dan kayu kasar. “Sulit untuk menarik orang keluar hidup-hidup karena sebagian besar dinding dan langit-langit berubah menjadi reruntuhan tanah saat jatuh, mengubur siapa pun yang ada di dalamnya tanpa menyisakan ruang udara,” kata seorang pekerja militer
Gempa juga dilaporkan menyebabkan kerusakan besar pada Masjid Tinmel dari abad ke-12 yang memiliki nilai historis yang signifikan di daerah pegunungan terpencil yang dekat dengan pusat gempa. Ini adalah gempa bumi paling mematikan di negara Afrika Utara sejak tahun 1960, ketika gempa diperkirakan menewaskan sedikitnya 12.000 orang dan yang paling kuat sejak setidaknya tahun 1900, menurut Survei Geologi AS.