Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) mengkritik sejumlah upaya pemerintah mengatasi polusi udara yang saat ini dipimpin Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. Beberapa hal yang disoroti yakni soal pengurangan deforestasi, percepatan penggunaan kendaraan listrik, hingga penggunaan water mist generator di gedung-gedung tinggi.
Pengkampanye Polusi dan Perkotaan Walhi Abdul Ghofar mengatakan pengurangan deforestasi memang seharusnya dilakukan sejak dahulu. Namun, permasalahan polusi udara saat ini bukan hanya karena deforestasi, melainkan juga dampak dari kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Ghofar menyatakan efek karhutla ini paling banyak ditemui di Sumatera dan Kalimantan. “Di luar kota besar wilayah-wilayah di Sumatra Kalimantan ini kualitas udaranya juga cukup buruk. Penyebab polusi udara di wilayah selain perkotaan ini kan mayoritas dari sektor kehutanan ya atau dari lahan,” kata Ghofar, Selasa (5/9).
Ghofar juga menyoroti percepatan penggunaan kendaraan lisrtik. Menurutnya, upaya itu bias antara untuk mengatasi permasalahan udara dengan bisnis yang dipegang oleh sebagian pejabat. Ia mengatakan ada sejumlah pejabat di tingkat menteri yang punya bisnis di sektor kendaraan listrik. Selain itu, proses pembuatan kendaraan listrik juga tak lepas dari pembangkit dan material yang saat ini dipandang sebagai penyumbang emisi tinggi, yakni batubara dan nikel. Ghofar juga menilai subsidi yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk kendaraan elektrik seharusnya bisa dialihkan untuk subsidi transportasi umum. Selanjutnya, soal penggunaan penyemprotan air menggunakan mist generator di gedung-gedung tinggi. Menurut Ghofar, efektivitas dari penyemprotan air belum teruji dalam mengurangi polusi udara.