Para aktivis muda berharap para pemimpin ASEAN merumuskan kebijakan iklim terpadu untuk melawan perubahan iklim di tingkat regional. Kebijakan yang dimaksud juga termasuk pengurangan emisi, penerapan energi terbarukan, kebijakan, dan strategi adaptasi iklim di tingkat regional. Direktur Nazla Mariza mengatakan, suara anak muda sangat penting dalam diskusi iklim. Salah satu acara dalam rangkaian pertemuan ASEAN dalam keketuan Indonesia tahun ini adalah ASEAN Civil Society/ASEAN People Forum (ACSC/APF). Acara tersebut dihadiri oleh para aktivis muda dari negara-negara ASEAN untuk menyampaikan aspirasi terkait isu keadilan iklim. ACSC/APF diadakan dalam momentum Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN yang digelar di Jakarta. Para aktivis muda menyepakati tiga rekomendasi untuk para pemimpin ASEAN untuk mengatasi masalah keadilan iklim dan lingkungan dari perspektif kaum muda.
Pertama, para menteri ekonomi dari negara-negara ASEAN dan berbagai lembaga di bawah pilar ASEAN Economic Community perlu mengimbau perusahaan-perusahaan di negara ASEAN untuk ikut bertanggung jawab dalam memelihara kelestarian lingkungan.
Kedua, harus ada lebih banyak kesempatan bagi kaum muda dari berbagai latar belakang untuk berani berbicara dan menyampaikan aspirasinya terkait keadilan iklim kepada para pemangku kebijakan melalui forum-forum seperti ASEAN People Forum.
Ketiga, Komisi Antarpemerintah tentang Hak Asasi Manusia ASEAN (AICHR) perlu melanjutkan penyusunan Kerangka Hak Lingkungan Hidup 2024 yang mencakup peraturan tentang pembatasan produksi gas karbon, proyek bisnis berbasis lingkungan, dan proses mekanisme evaluasi.
Nazla berharap ketiga rekomendasi anak muda itu benar-benar didengar.