Jepang mengajukan keluhan kepada China setelah perusahaan, sekolah, hingga kantor-kantor pemerintahan mereka menerima banyak teror telepon mengenai pembuangan limbah nuklir Fukushima. Panggilan tersebut berasal dari nomor dengan kode panggilan China. Salah satu jaringan restoran di Fukushima mengaku telah menerima lebih dari 1.000 teror telepon. Adapun teror telepon berlangsung sejak pembuangan limbah nuklir Fukushima dimulai pada Kamis (24/8).
Para penelepon disebut bicara dalam Bahasa China, Jepang, dan Inggris, bahkan terkadang mereka disebut melontarkan kata-kata kasar. Mereka menyatakan penolakan terhadap keputusan Jepang membuang limbah nuklir Fukushima yang telah diolah ke laut. China sejak jauh-jauh hari menggambarkan keputusan Jepang itu tindakan yang sangat egois dan tidak bertanggung jawab. Pada Kamis lalu Beijing mengumumkan akan melarang impor seafood Jepang.
Lebih dari satu juta ton limbah nuklir yang disimpan di PLTN Fukushima akan dibuang selama 30 tahun ke depan. Jepang mengatakan limbah nuklir Fukushima aman dan pengawas nuklir PBB telah menyetujui rencana tersebut, namun para kritikus mengatakan pembuangan tersebut harus dihentikan. Penentangan juga muncul dari Korea Selatan. Sejumlah pengunjuk rasa dilaporkan menggelar aksi di Kedutaan Besar Jepang di Seoul pada Kamis lalu. Kemudian pada Minggu (27/8), Korea Selatan mengatakan telah mengirim ahli nuklir ke Fukushima untuk memantau proses pembuangan limbah nuklir tersebut.