Garuda-Pelita Air Bakal Merger Bisnis?

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menyampaikan sampai saat ini proses diskusi terkait langkah penjajakan masih terus berlangsung intensif. Hal ini sehubungan adanya informasi terkait rencana merger bisnis Garuda Indonesia Group bersama dengan Pelita Air. “Garuda Indonesia Group tentunya akan mendukung dan memandang positif upaya wacana merger tersebut yang tentunya akan dilandasi dengan kajian outlook bisnis yang prudent,” ujar Irfan. Dia menjelaskan, terkait dengan rencana pengembangan masih dalam tahap awal, yang pihaknya sedang mengeksplorasi secara mendalam atas berbagai peluang sinergi bisnis, yang dapat dihadirkan untuk bersama-sama dapat mengoptimalkan aspek profitabilitas kinerja. “Sekaligus memperkuat ekosistem bisnis industri transportasi udara di Indonesia, guna membawa manfaat berkelanjutan bagi masyarakat,” ujar Irfan. Menurutnya, hal tersebut akan menjadi sinyal positif dalam upaya memperkuat fundamental kinerja perseroan, khususnya pascarestrukturisasi yang terus dioptimalkan melalui berbagai langkah akseleratif transformasi kinerja, bersama pelaku industri aviasi Indonesia. Terkait dengan proyeksi dari proses merger ini, pihaknya akan terus menyampaikan secara berkelanjutan, sekiranya terdapat tindak lanjut penjajakan yang lebih spesifik atas realisasi rencana strategis tersebut. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengungkapkan berencana akan melakukan merger terhadap tiga maskapai penerbangan pelat merah, diantaranya PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA), Citilink Indonesia, dan Pelita Air. Erick menjelaskan, rencana tersebut merupakan salah satu upaya agar biaya logistik di Indonesia terus menurun sehingga semakin meringankan dunia bisnis, sehingga, mendorong efisiensi terus menjadi agenda utama pada perusahaan-perusahaan milik negara. Erick mencontohkan merger yang dilakukan terhadap PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) dari sebelumnya memiliki empat perusahaan menjadi satu, berdampak terhadap penurunan biaya logistik dari sebelumnya mencapai 23 persen menjadi 11 persen. “Kami juga upayakan Pelita Air, Citilink, dan Garuda merger untuk menekan biaya,” ujar Erick.

Search