Airlangga mengatakan, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024 dirancang agar dapat melindungi daya beli masyarakat, serta menjaga postur APBN tetap sehat dan berkelanjutan untuk jangka panjang. Rancangan APBN (RAPBN) 2024 juga disusun sedemikian rupa agar mampu merespons dinamika perekonomian, menjawab tantangan dan mendukung agenda pembangunan dan kesejahteraan secara optimal, mempercepat transformasi ekonomi, hingga menjaga momentum pertumbuhan ekonomi yang berkualitas, inklusif, dan berkelanjutan.
Adapun postur RAPBN 2024 menargetkan pendapatan negara sebesar Rp2.781,3 triliun, dengan alokasi belanja negara sebesar Rp3.304,1 triliun, keseimbangan primer negatif sebesar Rp25,5 triliun yang didorong bergerak menuju positif, serta defisit anggaran sebesar 2,29 persen dari PDB atau sebesar Rp522,8 triliun. Airlangga menambahkan, RAPBN mendatang juga berfokus menyelesaikan berbagai proyek pembangunan nasional pada 2024 dengan tiga fungsi utama APBN, yaitu alokasi, distribusi, dan stabilisasi.
Memproyeksikan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2 persen dan inflasi yang dijaga pada kisaran 2,8 persen, lanjut Airlangga, RAPBN 2024 juga diharapkan dapat mendorong kualitas pertumbuhan ekonomi Indonesia melalui tingkat inflasi yang relatif rendah dan terkendali, diikuti indikator sosial yang membaik. Strategi itu juga sejalan dengan permintaan Presiden Joko Widodo (Jokowi) bahwa postur APBN 2024 harus tetap sehat demi mendukung transformasi ekonomi dan agenda pembangunan, serta melindungi masyarakat dari goncangan.