Meski tak pernah dibubarkan secara resmi, Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang dibentuk Partai Golkar, PAN, dan PPP pada awal Juni 2022 kini tercerai-berai karena perbedaan pilihan politik. KIB berjalan sebagai koalisi tanpa ikatan sosok bakal capres/cawapres yang akan diusung selama 10 bulan. Pada pertengahan Agustus 2022, KIB memang sempat meluncurkan Program Akselerasi Transformasi Ekonomi Nasional (Paten), yang direncanakan akan jadi panduan atau bagian dari visi dan misi calon pemimpin dari KIB.
Sejak awal dibentuk pun santer kabar bahwa KIB dijadikan “sekoci” oleh elite tertentu untuk mengusung Ganjar. Namun, peta politik berubah ketika Megawati mengumumkan pencalonan Ganjar pada 21 April lalu. Berselang lima hari setelahnya, PPP mendeklarasikan dukungan untuk Ganjar. Ketua Majelis Pertimbangan PPP, M Romahurmuziy, menekankan KIB akan bubar degan sendirinya ketika semua parpol anggotanya sudah menyatakan dukungan resmi kepada bakal capres yang berbeda. Namun, Wakil Ketua Umum Golkar, Ahmad Doli Kurnia Tandjung, menegaskan bahwa ketiga parpol anggota KIB belum pernah menyatakan bubar secara resmi. Saat ini, seluruh anggota KIB baru mencapai fase mengambil keputusan internal masing-masing dan akan ada pembicaraan tersendiri ketika KIB akan menentukan sikap.
Kepala Departemen Politik dan Perubahan Sosial CSIS, Arya Fernandes, melihat ada kesan tidak serius dalam pembentukan KIB. Pembentukan koalisi parpol yang terjadi sejauh ini memperlihatkan proses yang berpusat pada elite dan pimpinan parpol di tingkat pusat. Namun, saat ini keputusan masing-masing partai di KIB diikuti oleh kejelasan bakal capres yang akan didukung. Ini bisa jadi faktor yang memperkecil kemungkinan koalisi bakal bubar begitu saja seperti sebelumnya.