Sri Mulyani: Kinerja APBN Tetap Solid di Tengah Moderasi Harga Komoditas

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan kinerja APBN sampai dengan semester I-2023 masih solid. Meskipun terjadi moderasi di tengah normalisasi harga komoditas, pendapatan negara tetap tumbuh positif. Kinerja belanja negara juga terus ekspansif dan menopang berbagai agenda pembangunan serta menjaga stabilitas kondisi ekonomi makro. “Hingga akhir Juni 2023, kondisi kesehatan fiskal terus terjaga dengan baik, tercermin dari surplus pada keseimbangan primer sebesar Rp 368,2 triliun dan surplus anggaran fiskal sebesar Rp 152,3 triliun, setara dengan 0,71% PDB,” ucap Sri Mulyani dalam konferensi pers Hasil Rapat Berkala KSSK III Tahun 2023 pada Selasa (1/8/2023).

Pendapatan negara masih tumbuh positif 5,4% sehingga realisasi mencapai Rp 1.409,7 triliun atau 57% dari target APBN. Penerimaan Perpajakan mencapai Rp1.105,6 triliun (54,7% dari target APBN) atau tumbuh 5,4% yoy terutama ditopang PPh Badan (26,2% yoy) dan PPN Dalam Negeri (23,5% yoy). Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) mencapai Rp 302,1 triliun (68,5% dari target) atau tumbuh 5,5% yoy. Kinerja tersebut dipengaruhi antara lain oleh PNBP SDA nonmigas yang tumbuh 94,7% yoy, di tengah harga komoditas yang termoderasi, dan PNBP Kekayaan Negara yang Dipisahkan (KND) yang tumbuh 19,4% yoy.

Realisasi belanja negara semester I-2023 mencapai Rp1.255,7 triliun (41,0% dari pagu APBN). Realisasi ini dimanfaatkan untuk belanja yang memberi manfaat langsung bagi masyarakat, antara lain melalui PKH, sembako, PBI JKN, Kartu Prakerja, PIP, KIP Kuliah, BOS, bantuan benih, subsidi, dan kompensasi energi. Selain itu, belanja pemerintah terkait agenda prioritas nasional lainnya juga akan terus disalurkan, terutama kaitannya dengan penurunan stunting, penghapusan kemiskinan ekstrem, dukungan persiapan pelaksanaan Pemilu, pembangunan IKN, serta percepatan penyelesaian infrastruktur prioritas. Realisasi belanja pemerintah pusat mencapai Rp 891,6 triliun (39,7% dari pagu APBN) atau tumbuh 1,6% yoy. Realisasi Transfer ke Daerah mencapai Rp 364,1 triliun atau 44,7% dari pagu APBN. Realisasi pembiayaan utang sebesar Rp 166,5 triliun atau turun 15,4% yoy. Pengadaan utang dilakukan secara hati-hati dengan mempertimbangkan kondisi kas dan volatilitas pasar keuangan. Sampai dengan akhir semester I-2023, rasio utang terhadap PDB mencapai 37,93%.

Search