Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Republik Indonesia menanggapi soal kunjungan delegasi Taliban, Afghanistan, ke Jakarta yang disebut berlangsung pada pertengahan Juli ini. Juru bicara Kemlu RI, Teuku Faizasyah, mengatakan agenda kunjungan delegasi Taliban bersifat internal dan tak menemui pemerintah. Faizasyah tak mengetahui siapa tokoh atau kemungkinan pejabat yang ditemui delegasi Taliban di Jakarta.
Menanggapi kunjungan Taliban, pengamat dari lembaga think-tank yang berbasis di Inggris, Islamic Theology of Counter Terrorism, Faran Jeffery, menilai lawatan ini bertujuan mendapat dukungan global. Jeffery menduga delegasi itu melobi pemerintah Indonesia dan Malaysia untuk mendukungnya dan mengupayakan kerja sama ekonomi. “[Kunjungan] ini bukan hanya mencakup tekanan untuk mengakui rezim Taliban, tetapi juga mendorong negara ini untuk berinvestasi di Afghanistan dan menyediakan bantuan,” ucap dia.
Afghanistan berada dalam krisis usai Taliban mengambil alih kekuasaan pada Agustus 2021. Imbas krisis ini, ekonomi di negara Asia Selatan tersebut mengalami kontraksi lebih dari 20 persen. Sejauh ini, belum ada negara yang secara resmi mengakui Taliban. Indonesia juga masih enggan memberi pengakuan ke milisi tersebut.