Bank Sentral Amerika Serikat Federal Reserve (The Fed) menaikkan target suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) atau 0,25 persen ke kisaran 5,25 persen—5,5 persen. Kenaikan suku bunga itu merupakan yang ke-11 kalinya dilakukan The Fed dalam 12 pertemuan terakhirnya. “The Federal Open Market Committee [FOMC] akan terus menilai informasi tambahan dan implikasinya terhadap kebijakan moneter,” kata The Fed seperti yang dilansir dari Reuters pada Kamis (27/7/2023).
Kenaikkan suku bunga acuan tersebut merupakan level tertinggi sejak 2001. Selain itu, kebijakan The Fed itu menandai kenaikan ke-11 sejak Maret 2022, ketika angkanya mendekati nol. The Fed menyatakan komite akan mempertimbangkan pengetatan kebijakan moneter secara kumulatif untuk mengembalikan inflasi menjadi 2 persen. Mengacu pada pernyataan The Fed tersebut, para pejabat membuka opsi untuk menaikkan lagi suku bunga acuan pada pertemuannya berikutnya pada September atau menahan kenaikkan, tergantung pada data yang masuk.
FOMC dalam pernyataannya pada Rabu (26/7/2023) mengulangi uraiannya tentang inflasi menjadi meningkat, dan menaikkan uraiannya tentang pertumbuhan ekonomi menjadi moderat dari sederhana. FOMC menegaskan kembali sektor perbankan sehat dan tangguh, sambil memperingatkan pengetatan kredit diperkirakan akan membebani ekonomi menyusul kegagalan tiga bank regional AS awal tahun ini.