Menteri Keuangan Sri Mulyani bersuara soal julukan menteri keuangan tukang utang yang disematkan banyak orang terhadapnya. Ia menuturkan hal itu perlu dikoreksi. Menurutnya, siapapun yang memberikan julukan tersebut adalah orang yang tak mengerti mengenai kegunaan dari utang itu sendiri. Ia menyebut dalam membangun bangsa banyak instrumen yang bisa dipakai, meliputi pajak, subsidi, dan ekuitas.
Sri Mulyani menegaskan bahwa instrumen-instrumen tadi sangat konkrit. Tapi, di tengah tantangan yang kian komplek dan keterbatasan keuangan negara (APBN), pemerintah perlu mencari instrumen lain dalam bentuk utang untuk menambal kebutuhan pembangunan. Negara lain pun katanya, juga menggunakannya. Misalnya, untuk membiayai krisis iklim yang nilainya sangat besar. Ia menambahkan kalau hanya mengandalkan APBN saja itu semua tidak cukup. Pemerintah katanya, tak mungkin membiarkan masalah itu begitu saja. Apalagi krisis iklim menjadi tantangan nyata bagi Indonesia. Ia menambahkan meski menjadikan utang sebagai pilihan, pemerintah dan Kementerian Keuangan di bawahnya juga tidak ugal-ugalan memanfaatkannya.