Dalam pidato politiknya, Jumat (14/7/2023), AHY banyak bicara soal ekonomi negara yang menurutnya terus mengalami penurunan, serta menyinggung tentang utang pemerintah yang terus meroket. Bahkan, AHY turut menyoroti isu hukum dan demokrasi. Termasuk, menyentil Jokowi yang sempat terang-terangan cawe-cawe dalam penyelenggaraan Pemilu 2024. Kritik pedas AHY ke Jokowi itu dilontarkan tak lama setelah dirinya memperlihatkan kemesraan dengan partai penguasa, PDI Perjuangan.
Dalam pidatonya,AHY juga menyoroti pembangunan infrastruktur oleh pemerintahan Jokowi, karena pemerintah membangun infrastruktur secara besar-besaran ketika situasi ekonomi negara sedang tidak baik-baik saja. AHY juga berbicara soal etika pejabat negara dalam tata pemerintahan. AHY menyinggung keterlibatan para pejabat dalam kegiatan bisnis di lingkungan pemerintahan atau lembaga negara, yang menurutnya ada konflik kepentingan. Menurut AHY, praktik-praktik bisnis yang demikian harus segera disudahi.
Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama, Ari Junaedi, menilai, serangan-serangan AHY terhadap pemerintahan Jokowi tak lepas dari upaya meningkatkan elektabilitas. Ari mengatakan, AHY sadar bahwa dirinya harus mengerahkan segala sumber daya yang ada, termasuk mengkritik pemerintah lewat pidatonya yang ditayangkan di sejumlah stasiun televisi swasta. Sementara, ihwal kedekatan AHY dengan Puan baru-baru ini, bisa menjadi bonus politik yang dimanfaatkan untuk menaikkan nilai jualnya. AHY dan Demokrat dinilai sedang memainkan politik di semua arah agar peluangnya terbuka ke semua koalisi.