Situasi perekonomian global yang ketidakpastiannya masih tinggi menjadi faktor penentu utama keyakinan konsumen. Mereka menjadikan isu sebagai pertimbangan pengeluaran, sampai mengelola simpanan keuangan. Ekonom senior yang juga merupakan Menteri Keuangan (periode 2013-2014) Muhamad Chatib Basri menjelaskan, melemahnya spending atau konsumsi masyarakat mulai terlihat menjelang Lebaran atau Idul Fitri 2023, seperti yang tercatat dalam Mandiri Spending Index (MSI) pada April 2023. Indeks nilai belanja masyarakat pada awal April tercatat 136,4 sementara frekuensi orang berbelanja sebesar 160,5. Nilai belanja ini hanya naik 4,2% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sedangkan pada akhir 2021 tumbuhnya 19%. Padahal, mobilitas masyarakat sudah jauh lebih longgar ketimbang saat pandemi. Adapun keinginan masyarakat untuk belanja yang melandai juga tercermin dari Survei Konsumen Bank Indonesia per Juni 2023, sebetulnya tak lagi bakal banyak ditopang oleh kelompok masyarakat menengah ke bawah. Sebab, kelompok pendapatan Rp 1-2 juta yang paling pesimis melihat kondisi ekonomi ke depan. Menurut data Survei Konsumsi BI per Juni 2023 tersebut, berdasarkan kelompok pengeluaran, rata-rata porsi konsumsi terhadap pendapatan terpantau meningkat pada sebagian kategori pengeluaran, tertinggi pada responden dengan tingkat pengeluaran di atas Rp 5 juta. Sementara itu, porsi tabungan terhadap pendapatan terindikasi menurun, terdalam pada responden dengan tingkat pengeluaran di atas Rp 5 juta per bulan.
Menurut Chatib, berdasarkan data Survei Konsumen BI pada Juni 2023 tersebut, terlihat bahwa saat ini kelas menengah yang menopang perekonomian Indonesia saat ini, mulai untuk menguras tabungannya untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Dalam artian, mau tidak mau kantong menipis, tapi tabungan juga ikut terkuras. “Artinya bahwa orang untuk kelas menengah bawah tidak bisa menurunkan konsumsinya, orang kan harus hidup. Maka untuk memenuhi kebutuhan konsumsinya, yang dia lakukan adalah disaving(ditabung) dan menarik tabungannya.
Senada juga disampaikan oleh Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman, mengungkapkan, memang terjadi penurunan pada indeks ekonomi saat ini. Penurunan terkait kondisi saat ini lebih dikarenakan naiknya lagi ketidakpastian dari sisi global yang punya dampak pada pertumbuhan ekonomi global yang tentunya akan ada dampak pada ekonomi domestik.. Selain itu tekanan pada rupiah juga kembali meningkat sejalan dengan masih hawkish nya bank-bank sentral besar dunia. Jadi memberikan sedikit goncangan. Namun, secara overall keyakinan konsumen masih dalam level yang optimis.