Menteri Luar Negeri Thailand Don Pramudwinai buka suara soal pertemuan informal Bangkok yang menjadi perdebatan karena mengundang junta Myanmar pada Juni lalu. Don mengatakan pertemuan dengan militer Myanmar itu sesuai dengan kesepakatan para pemimpin ASEAN saat konferensi tingkat tinggi (KTT) di Phnom Penh 2022. Kesepakatan nomor 14 merujuk pada hasil peninjauan dan keputusan para pemimpin ASEAN mengenai tindak lanjut konsensus lima poin dalam menyelesaikan krisis Myanmar.
Pada poin ke-14 disebutkan bahwa ASEAN akan mempertimbangkan pendekatan lain untuk mendukung penerapan konsensus lima poin. Konsensus lima poin sendiri merupakan hasil pertemuan para pemimpin ASEAN, termasuk kepala junta Min Aung Hlaing, di Jakarta pada April 2021. Kesepakatan itu merespons kudeta dan kekerasan yang terjadi di Myanmar pada Februari 2021.
Dalam laporan Bangkok Post pada Juni lalu, Don mengaku Retno kesal akibat peran Thailand dalam masalah Myanmar ini. Negara-negara ASEAN sendiri memutuskan memboikot Myanmar sejak junta melancarkan kudeta berdarah. Kendati begitu, suara ASEAN terbelah soal Myanmar. Beberapa negara seperti Thailand diduga mendukung junta Myanmar agar tidak dikucilkan, sementara yang lainnya ingin langkah yang lebih tegas terhadap militer Myanmar. Saat ditanya apakah ASEAN akan mengundang Myanmar dalam pertemuan, Don mengungkapkan bahwa negara-negara anggota ASEAN menantikan hal tersebut.