Laju pertumbuhan inflasi secara tahunan sudah mulai landai di level 3,52% pada Juni 2023. Namun, kondisi tersebut tampaknya belum terlalu kuat bagi perbankan untuk menurunkan bunga kreditnya. Jika mengacu data Bank Indonesia (BI) di April 2023, suku bunga kredit memang masih memiliki tren pertumbuhan secara tahunan. Ambil contoh, bunga kredit modal kerja di periode tersebut ada di level 8,92%, lebih tinggi dari bulan yang sama di tahun lalu berada di level 8,49%.
Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Amin Nurdin mengungkapkan bahwa kemungkinan bunga kredit bank itu ada meskipun susah. Mengingat, saat ini BI juga belum menurunkan tingkat suku bunga acuan. Memang, Amin menyadari bahwa kondisi ekonomi seperti inflasi ini bisa memberi daya dorong bagi BI untuk mulai memikirkan penurunan suku bunga. Hanya saja, posisi BI saat ini juga menunggu kebijakan tingkat suku bunga Amerika Serikat. “Sekarang bank juga sudah cukup menderita karena cost of fund yang demikian tinggi di DPK dan ini akan sangat berpengaruh ke banyak hal,” ujar Amin.
Sementara itu, Pengamat Perbankan Universitas Bina Nusantara (Binus) Doddy Ariefianto sependapat bahwa tak serta-merta bunga kredit perbankan ini bisa turun karena saat ini karena memang bank saat ini kurang efisien. Ditambah, saat ini risiko kredit juga masih cukup tinggi sejalan dengan kondisi ketidakpastian yang memang masih kental. Oleh karenanya, Doddy memandang perlu menjaga stabilitas untuk saat ini. Dari sisi pelaku industri, Presiden Direktur Bank CIMB Niaga Lani Darmawan menyebut bunga kredit saat ini lebih banyak dipengaruhi oleh cost of fund (CoF) yang memang naik sehubungan dengan kenaikan BI rate dalam beberapa tahun terakhir. Corporate Secretary Bank Mandiri Rudi As Atturidha menambahkan bahwa kebijakan suku bunga di Bank Mandiri secara dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa aspek antara lain kondisi likuiditas pasar, struktur biaya dana dan penyaluran kredit.