Pada 11 Mei, Program Pangan Dunia PBB (WFP) mengumumkan dalam sebuah pernyataan, 200 ribu orang atau hampir 60 persen penerima manfaat di Palestina tidak akan lagi menerima bantuan makanan pada Juni. Keputusan itu diambil karena kekurangan dana yang parah bagi badan tersebut. Krisis pendanaan telah memaksa WFP untuk memotong bantuan tunai sekitar 20 persen bulan ini. Pada Agustus, badan tersebut akan terpaksa menangguhkan operasi di wilayah pendudukan Tepi Barat dan Gaza jika tidak ada dana yang diterima.
Perwakilan WFP dan direktur negara di Palestina Samer Abdeljaber mengaku, WFP tidak punya pilihan selain memperluas sumber daya terbatas yang dimiliki untuk memastikan bahwa kebutuhan keluarga yang paling rentan terpenuhi. WFP sangat membutuhkan 51 juta dolar AS untuk mempertahankan bantuannya di Palestina hingga akhir tahun. “Kami mendesak para donor pemerintah dan sektor swasta untuk melanjutkan dukungan mereka kepada WFP selama masa sulit ini,” kata Abdeljaber.
Sentimen yang digaungkan oleh WFP dalam pernyataan pada Mei menyatakan, keluarga rentan di Gaza dan Tepi Barat telah terdesak oleh efek gabungan dari meningkatnya ketidakamanan, ekonomi yang memburuk dan meningkatnya biaya hidup yang mendorong ketidakamanan pangan. Dikatakan 1,84 juta warga Palestina atau 35 persen dari populasi tidak memiliki cukup makanan.