Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) bakal tertahan karena berbagai risiko. Salah satunya, ancaman gagal bayar utang. Bila AS tak bisa membayar utang yang jatuh tempo pada Juni ini, maka risiko stabilitas sistem keuangan bakal meningkat. Pasalnya, sampai saat ini negosiasi mengenai rencana kenaikan batas utang antara pemerintah dan DPR AS belum menemukan kesepakatan. “Pemulihan ekonomi negara maju, terutama Amerika Serikat (AS) tertahan sejalan dengan dampak kebijakan moneter ketat dan peningkatan risiko stabilitas sistem keuangan (SSK),” ujar Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers, Kamis (25/5).
Sementara itu, untuk keseluruhan perekonomian global diperkirakan tumbuh lebih tinggi dari perkiraan awal menjadi 2,7 persen sepanjang 2023. Hal ini ditopang oleh perbaikan ekonomi di negara berkembang yang tumbuh lebih kuat. Misalnya, ekonomi China tumbuh lebih baik didorong oleh pembukaan ekonomi usai pandemi covid-19. Lalu, prospek ekonomi India juga meningkat didukung oleh permintaan domestik yang kuat.
Sementara, untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan tetap kuat. Tercermin dari realisasi pertumbuhan pada kuartal I-2023 yang tercatat 5,03 persen atau lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya 5,01 persen (yoy).