Potensi Amerika Serikat (AS) gagal membayar utangnya bisa memicu krisis keuangan global. Indonesia dinilai perlu waspada dan perlu mengambil sejumlah langkah antisipasi untuk mencegah dampak ekonomi yang semakin parah. Menteri Keuangan AS, Janet Yellen, pada Minggu (7/5), mengeluarkan peringatan keras bahwa kegagalan kongres menaikkan plafon utang dapat memicu krisis konstitusional yang juga menyisakan pertanyaaan akan kelayakan kredit pemerintah federal. Yellen dalam wawancara program “This Week” di ABC seperti dikutip dari Straits Times mengatakan negosiasi batas plafon utang tidak boleh dilakukan dengan menodongkan senjata di kepala rakyat Amerika.
Presiden AS, Joe Biden, telah meminta Kongres untuk menaikkan pagu utang tanpa syarat. Dewan Perwakilan Rakyat yang dipim Partai Republik bulan lalu mengesahkan RUU yang akan menaikkan plafon utang pemerintah sebesar 31,4 triliun dollar AS, tetapi langkah tersebut termasuk pemotongan pengeluaran besar-besaran selama dekade berikutnya yang ditentang oleh Biden dan rekan-rekannya dari Demokrat. Washington secara teratur menetapkan batas jaman federal. Saat ini, plafon tersebut setara dengan kira-kira 120 persen dari hasil ekonomi tahunan negara tersebut. Utang mencapai batas itu pada Januari dan Departemen Keuangan telah mempertahankan kewajiban hanya dalam batas, tetapi pada Juli atau Agustus, Washington harus berhenti meminjam sama sekali.
Dengan skenario itu maka gelombang kejut dapat mengguncang pasar keuangan global karena investor mempertanyakan nilai obligasi AS, yang dipandang sebagai salah satu investasi teraman dan berfungsi sebagai landasan bagi sistem keuangan dunia. RUU yang disahkan DPR akan memangkas pengeluaran ke tingkat yang sama pada 2022 dan kemudian membatasi pertumbuhan sebesar 1,0 persen per tahun, mencabut beberapa insentif pajak untuk energi terbarukan dan memperketat persyaratan kerja untuk beberapa program anti-kemiskinan. Sementara itu, Wakil Menteri Keuangan, Wally Adeyemo, juga menggarisbawahi potensi gagal bayar. “Kegagalan adalah bencana besar bagi Amerika Serikat,” kata Adeyemo kepada”The Sunday Show” MSNBC. “Jika kami gagal membayar utang kami, itu akan berdampak buruk pada suku bunga,” kata Adeyemo.