Pada Rabu (26/4/2023), Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mengumumkan mengusung Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai bakal capres di Pilpres 2024. Keputusan PPP ini memperkuat dukungan bagi Ganjar yang pada Jumat (21/4) telah diputuskan diusung PDI-P sebagai bakal capres. Plt. Ketua Umum PPP, M. Mardiono, mengatakan, dukungan bagi Ganjar adalah suara akar rumput PPP. Alasan lainnya, Ganjar memiliki kedekatan historis dengan PPP. Keluarga Ganjar memiliki riwayat menjadi pengurus PPP. PPP akan segera menyampaikan keputusan itu kepada Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri dan Presiden Joko Widodo. Keputusan itu juga akan dibawa PPP ke Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan menyampaikan, KIB akan bertemu pada Kamis (27/4) malam.
Juru Bicara Partai Golkar Tantowi Yahya mengatakan, partainya tak terkejut dengan keputusan PPP. Begitu pula PAN jika nantinya menyusul PPP. Golkar, menurut dia, akan tetap mengusung Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto sebagai bakal capres. Untuk itu, Golkar telah berkomunikasi intensif dengan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto. Anggota Dewan Pembina Partai Gerindra, Andre Rosiade, membenarkan komunikasi intensif dengan Golkar. Namun, keputusan untuk berkoalisi belum diambil.
Arya Fernandes mengatakan, dengan jarak elektabilitas tiga bakal capres, yakni Ganjar, Prabowo, dan Anies, yang tak terlampau jauh, faktor penentu koalisi dipengaruhi oleh setidaknya lima aspek, yaitu pasangan bakal capres-cawapres yang diusung; faktor pembagian kekuasaan yang adil di antara anggota koalisi jika kandidat terpilih; pembagian peran yang seimbang dalam kampanye; serta kesamaan visi dan misi politik yang diperjuangkan. Faktor lainnya, daya dorong dari Presiden Jokowi untuk mempertemukan kepentingan-kepentingan partai dalam koalisi.