Dulu sejak perang dunia kedua hingga awal tahun 2000-an, Amerika Serikat (AS) dikenal sebagai negara adikuasa dunia. Kini tampaknya masa-masa kejayaan AS akan mulai berakhir. China kini jadi primadona. Buktinya? Dalam sebulan terakhir, sejumlah kepala negara dari berbagai belahan dunia datang ke China menemui pemimpin tertinggi negara itu Presiden Xi Jinping. Sebutlah diantaranya Presiden Filipina Ferdinand Romualdez Marcos Jr., Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong, Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva, Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim, Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez, dan beberapa kepala negara lainnya.
Kunjungan para kepala negara dunia ini dianggap sebagai aktivitas diplomatik yang tidak biasa. Xi Jinping juga secara mengejutkan mengunjungi Rusia dan bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Namun yang tak kalah mengejutkannya adalah kunjungan Presiden Prancis Emmanuel Macron ke China. Presiden Prancis yang merupakan sekutu dekat Amerika. Usai mengunjungi China, Macron memberikan pernyataan yang tak banyak disangka dunia. Macron secara khusus meminta Eropa harus mengurangi “ketergantungannya” pada Amerika Serikat (AS). Bahkan dia meminta Eropa harus menghindarkan diri dari terseret ke dalam konfrontasi antara China dan AS terkait Taiwan.
Komentar Macron telah memicu reaksi keras di Eropa dan AS, tetapi para analis mengatakan komentar tersebut kemungkinan besar dilihat sebagai kemenangan bagi Beijing. Yang tak banyak diprediksi banyak pihak, beberapa pekan lalu China berhasil mendamaikan dua negara Timur Tengah yakni Iran dan Arab Saudi yang selama ini dikenal musuh bebuyutan. China berada di balik rekonsiliasi itu, bukan AS, Rusia, atau Eropa. Padahal, sebelum ini tidak terdengar dan tidak terlihat di permukaan tentang manuver China yang berusaha mendamaikan Iran-Arab Saudi itu.