Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Mohammad Syahril menyebut ada kemungkinan kasus Covid-19 naik pasca Hari Raya Idul Fitri tahun ini, menyusul masih adanya sub varian Covid-19. Kendati begitu, Syahril meyakini bahwa kenaikan kasus tidak signifikan. Sebab, menurutnya, Indonesia sudah melakukan berbagai cara untuk menekan angka penularan kasus, mulai dari akselerasi vaksinasi hingga meningkatkan surveilans. Syahril mengatakan, penularan Covid-19 masih tetap ada sepanjang Covid-19 masih ada. Lebih lanjut, ia mengungkapkan, kenaikan kasus terjadi karena dua hal, yakni adanya subvarian lama maupun subvarian baru.
Saat ini, sudah ada tujuh kasus subvarian XBB 1.16 atau subvarian Arcturus di dalam negeri. Namun, berdasarkan standar Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO), penularan kasus di Indonesia masih di bawah 1 per 100.000 penduduk. Di Indonesia saat ini didominasi oleh tiga subvarian. Satu adalah XBB, kemudian XBB 1, kemudian BQ. Nah, untuk Arcturus ini belum masuk (mendominasi) karena haya tujuh. Syahril mengatakan, subvarian Arcturus belum menjadi varian of concern di Indonesia. Dengan kata lain, subvarian ini terbukti tidak tumbuh pesat di Indonesia meskipun penularannya lebih cepat dibanding subvarian lain. Hal ini juga tercermin dari tingkat keterisian tempat tidur (bed occupancy ratio/BOR) di rumah sakit.