Negara G7 Sepakat Percepat Penghapusan Bahan Bakar Fosil

Negara anggota G7 telah sepakat mempercepat penghapusan pemakaian bahan bakar fosil. Proses tersebut bakal dibarengi eksplorasi dan pemanfaatan energi terbarukan. “Negara-negara G7 telah sepakat bahwa tanggapan pertama terhadap krisis energi harus mengurangi konsumsi energi dan gas. Untuk pertama kalinya, G7 mengatakan bahwa kita harus mempercepat penghapusan semua bahan bakar fosil secara bertahap. Akhirnya, itu mengirim pesan tentang percepatan energi terbarukan,” kata Menteri Transisi Energi Prancis Agnes Pannier-Runacher setelah menghadiri pertemuan menteri lingkungan dan energi negara G7 untuk membahas iklim di Sapporo, Jepang, Sabtu (15/4/2023). Pannier-Runacher mengungkapkan, keharusan pasokan gas hanya bersifat jangka pendek. “Ini secara implisit berarti bahwa kami tidak dapat berinvestasi dalam eksplorasi gas baru,” ucapnya seraya menambahkan bahwa G7 mendukung nuklir sebagai solusi transisi energi dengan keamanan pasokan.

Menurut seorang sumber yang mengikuti pertemuan di Sapporo, G7 memutuskan mendukung tujuan untuk secara drastis meningkatkan produksi listrik dari sumber energi terbarukan. Dalam pertemuan tersebut, para menteri energi dan lingkungan G7 turut membahas cara untuk membantu negara-negara berkembang mengurangi emisi. “Kita, G7, tidak hanya perlu mengurangi emisi kita sendiri tetapi juga mengambil tindakan nyata untuk mencapai pengurangan emisi secara global,” kata Menteri Ekonomi dan Perdagangan Jepang Yasutoshi Nishimura dalam pidato pembukaannya. Nishimura mengatakan para menteri ingin membahas cara menggunakan keuangan untuk membantu mengurangi karbon di sektor-sektor industri yang sulit mereduksi produksi karbon, meliputi bahan kimia, perkapalan, dan baja.

Alden Meyer, rekan senior di E3G, sebuah lembaga kajian perubahan iklim, mengatakan, isu emisi di pasar negara berkembang telah lama menjadi fokus negara maju. Namun negara-negara terkaya di dunia perlu berbuat lebih banyak untuk membantu negara-negara berkembang mengurangi karbon. “Ada tanggung jawab bagi G7 dan negara maju lainnya untuk menyediakan keuangan dan memobilisasi keuangan swasta serta membantu dekarbonisasi negara berkembang,” kata Meyer dalam pengarahan menjelang dimulainya pertemuan G7. Menurut Meyer, negara-negara G7 harus mengerahkan kepemimpinan yang lebih kuat dalam memanfaatkan sumber daya keuangan dan teknologi guna membantu negara berkembang mengurangi emisi.

Search