Survei LSI: Ganjar Teratas, tapi Elektabilitas Turun

Hasil survei LSI pada 31 Maret-4 April yang dirilis, Minggu (9/4/2023), menunjukkan elektabilitas Ganjar sebesar 19,8 persen. Turun dibandingkan survei Februari yang mencapai 27,1 persen. Meski demikian, dalam simulasi 19 nama tokoh potensial capres, Ganjar masih berada di urutan teratas. Disusul Prabowo Subianto di urutan kedua dan Anies Baswedan di urutan ketiga. Direktur Eksekutif LSI, Djayadi Hanan, menengarai penurunan elektabilitas Ganjar salah satunya dipengaruhi sikapnya yang berujung pada pembatalan gelaran Piala Dunia U-20 di Indonesia. Ganjar yang menolak kedatangan Tim Nasional Israel membuat pendukungnya kecewa. Di sisi lain, elektabilitas Prabowo terus meningkat setelah mendapatkan sokongan dari Jokowi. Prabowo juga mulai mengubah cara bersosialisasi dengan menunjukkan bahwa ia dekat dengan rakyat.

Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Islam Internasional Indonesia, Philips J. Vermonte, mengingatkan penurunan elektabilitas yang dialami Ganjar tidak lepas dari momentum politik. Tokoh potensial capres mesti sensitif terhadap isu agar tidak ditinggalkan pemilihnya. Terlebih, pemungutan suara masih sekitar 10 bulan lagi sehingga kemungkinan masih ada momentum-momentum lain yang bisa mengubah elektabilitas. Peluang bagi Ganjar, Prabowo, dan Anies pun masih terbuka lebar dan berubah seiring kepiawaian dalam memanfaatkan momentum politik.

Peneliti Utama Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, menambahkan, survei LSI menggambarkan Ganjar menjadi kambing hitam atas kegagalan Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20. Publik tidak menyalahkan Presiden Joko Widodo ataupun Menteri BUMN yang juga Ketua Umum PSSI Erick Thohir karena kepuasan terhadap keduanya cenderung stagnan, bahkan meningkat. Burhanuddin Muhtadi meyakini tetap akan ada tiga poros koalisi di Pilpres 2024. Pertama poros Anies Baswedan yang didukung Koalisi Perubahan, poros Prabowo yang mendapatkan dukungan dari Jokowi, serta poros Ganjar Pranowo mengingat elektabilitas Puan Maharani kurang kompetitif. Poros koalisi kemungkinan bisa berkurang menjadi dua koalisi jika tren elektabilitas Anies terus menurun.

Search