Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah menetapkan sejumlah persyaratan untuk program konversi motor listrik. Salah satu ketentuan tersebut adalah biaya konversi motor listrik yang bisa mendapatkan bantuan subsidi paling mahal Rp 17 juta per unit. Adapun subsidi yang akan diberikan sebesar Rp 7 juta per unit. Sekretaris Direktorat Jenderal (Ditjen) Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi Kementerian ESDM Sahid Junaidi menjelaskan, syarat berikutnya untuk mendapatkan bantuan konversi motor listrik adalah kapasitas mesin motor berkisar 110 cc hingga 150 cc. Kemudian, periode bantuan 2023 itu maksimal 50 ribu unit dan 2024 sebanyak 150 ribu unit,” kata dia dalam konferensi pers, Selasa (4/4/2023). Sahid menambahkan, biaya konversi motor listrik bisa dievaluasi setiap tahun. “Mudah-mudahan seiring tumbuhnya ekosistem kendaraan listrik, biaya konversi dapat ditekan,” ujar Sahid.
Sesuai aturan yang ditetapkan pemerintah, penerima subsidi konversi memiliki beberapa kewajiban. Penerima subsidi harus memelihara motor listrik hasil konversi, lalu bengkel listrik harus memberikan layanan purnajual, penerima maupun bengkel juga harus memberikan data dan dokumen benar. “Kebenaran data dan dokumen itu menjadi tanggung jawab bengkel,” tuturnya. Pendaftaran konversi motor listrik sudah bisa dilakukan mulai Selasa (4/4/2023) melalui laman ebtke.esdm.go.id/konversi.
Direktur Jenderal EBTKE Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan, bantuan subsidi konversi akan diberikan Kementerian ESDM lewat bengkel konversi. Saat ini sudah tersedia 21 bengkel konversi yang mendapatkan sertifikat dengan kapasitas 2.000 unit per bulan. “Maka untuk 50 ribu unit perlu tambahan bengkel. Jadi, kami akan lakukan pelatihan di beberapa tempat seperti di Bandung, Medan, Surabaya, Kupang, dan Balikpapan,” ujar Dadan. Pelatihan itu diharapkan bisa meningkatkan kapasitas konversi motor 1 juta unit per tahun. Dadan menilai, keberadaan bengkel konversi turut menciptakan lapangan kerja baru. Menurut Dadan, pelaksanaan konversi motor listrik bisa menghemat devisa negara hingga 10 juta dolar AS. Ini karena konversi motor listrik akan mengurangi konsumsi BBM sebesar 20 ribu kiloliter. Selama ini, negara masih banyak mengimpor BBM. Jika 50 ribu motor berhasil dikonversi maka akan menghemat subsidi kompensasi Pertalite sebesar Rp 18,6 miliar.