Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menjelaskan alasan penugasan kepada Perum Bulog untuk mengimpor beras 2 juta ton pada tahun ini. Menurutnya, hasil panen raya tidak memenuhi stok cadangan beras pemerintah (CBP). Sebelum keputusan impor beras itu diputuskan, Bapanas sudah mengundang 25 penggilingan padi besar untuk menambah stok beras Bulog.
Bapanas juga telah mengundang produsen besar lainnya, seperti Wilmar, Top Koki, dan Sumber Raya. Namun, produsen juga masih terbatas dalam memenuhi stok berasnya, sehingga hanya sanggup menyetor sekitar 1.000-5.000 ton kepada Bulog. Sementara itu, Bulog yang stoknya terbatas mendapat penugasan untuk memberikan bansos sebanyak 10 kg beras kepada 21.353 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) selama tiga bulan. Artinya, Bulog membutuhkan kurang 640 ribu ton beras, padahal stok saat ini hanya 220 ribu ton.
Arahan impor tersebut merupakan hasil dari rapat internal bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Jumat (24/3) lalu, yang tertuang dalam salinan surat. Dalam surat itu, Bulog diperintah untuk mengimpor 2 juta ton beras pada tahun ini di mana 500 ribu ton harus segera didatangkan secepatnya.