Presiden Sri Lanka Ranil Wickremesinghe mengatakan kepada parlemen telah menerima bagian pertama dari program bantuan Dana Moneter Internasional IMF senilai US$330 juta atau setara dengan Rp5,04 miliar (asumsi kurs Rp15.274 per dolar AS). Jumlah tersebut merupakan bagian pertama dari bantuan hampir US$3 miliar yang disetujui oleh IMF pada Senin (20/3). Bantuan IMF diharapkan akan mendorong dukungan tambahan sebesar US$3,75 miliar dari Bank Dunia, Bank Pembangunan Asia, dan pemberi pinjaman lainnya. Hal ini membuka jalan bagi Sri Lanka untuk menyelesaikan sebagian besar utang publik senilai US$84 miliar.
Ini adalah bailout IMF ke-17 untuk Sri Lanka dan ketiga kalinya sejak perang saudara yang berlangsung beberapa dekade berakhir pada 2009. Kegagalan pengelolaan ekonomi yang dipadukan dengan dampak pandemi COVID-19 menyebabkan Sri Lanka kekurangan dolar yang sangat parah untuk impor penting pada awal tahun lalu, menjadikan krisis keuangan terburuk dalam tujuh dekade.