Korea Utara pada Selasa (7/3/2023) memperingatkan, pihaknya akan menyatakan perang jika rudalnya ditembak jatuh saat uji coba di atas Samudera Pasifik. Korut melakukan gelombang uji coba senjata terlarang dalam beberapa bulan terakhir, dengan mengeklaim program senjata nuklir dan rudalnya untuk pertahanan diri. Pyongyang juga marah atas latihan militer bersama Amerika Serikat-Korea Selatan, menggambarkannya sebagai latihan untuk invasi. “Itu akan dianggap sebagai deklarasi perang yang jelas melawan DPRK (singkatan nama resmi Korea Utara), jika tanggapan militer seperti intersepsi terjadi terhadap uji coba senjata strategis kami,” kata Kim Yo Jong, adik perempuan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un. “Lautan Pasifik bukan milik dominium AS atau Jepang,” lanjutnya. Korea Utara “selalu siaga untuk mengambil tindakan yang tepat, cepat dan luar biasa setiap saat”, tambah pernyataannya.
Bulan ini, militer AS dan Korea Selatan akan mengadakan latihan gabungan terbesar mereka dalam lima tahun. Dalam pernyataan terpisah pada Selasa (7/3/2023), Kementerian Luar Negeri Korea Utara menuduh Amerika Serikat sengaja meningkatkan ketegangan. “Latihan udara bersama baru-baru ini… dengan jelas menunjukkan bahwa skema AS untuk menggunakan senjata nuklir melawan DPRK sedang dilakukan pada tingkat perang yang sebenarnya,” ucap Kemlu Korut yang diterbitkan KCNA. “Kami sangat menyayangkan ketegangan tak bertanggung jawab dan mengkhawatirkan yang diciptakan AS dan Korea Selatan,” imbuhnya. Tahun lalu, Korea Utara menyatakan dirinya sebagai negara berkekuatan nuklir yang tidak dapat diubah dan mencatatkan rekor penembakan sejumlah rudal.