Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) bakal membangun satu juta jaringan gas (jargas) sambungan rumah (SR) per tahun untuk menekan impor Liquified Petroleum Gas (LPG). Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM Tutuka Ariadji mengatakan pembangunan jargas rumah tangga ini ditingkatkan dari sebelumnya ditargetkan 800 ribu SR per tahun. Program ini pun telah mendapat dukungan dari Kementerian Keuangan dan institusi penjamin keuangan. Menurut Tutuka, untuk pengembangan jargas yang lebih masif, ke depannya Kementerian ESDM akan mengembangkannya pada 12 kota atau kabupaten dengan pembangunan skala besar. Namun detail wilayah yang dimaksud belum dirincikan.
Sebelumnya, Kementerian ESDM memang menargetkan pembangunan jaringan distribusi gas bumi untuk rumah tangga mencapai 4 juta SR pada 2024. Untuk itu, Pemerintah mendorong kerja sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) mulai 2022. Sebagai Subholding Gas Pertamina, PT PGN Tbk pun telah melakukan sejumlah program jargas melalui program Gaskita dengan skema investasi internal PGN untuk 4 Provinsi, yaitu Lampung, DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat. Selain itu PGN juga telah membangun jargas di Yogyakarta dengan target pembangunan 5.900 SR di Kecamatan Gondokusuman yang tersebar di empat kelurahan. Sedangkan di Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, PGN berencana membangun sekitar 7 ribu SR. PGN juga mengembangkan jargas di wilayah Tangerang, target pembangunan mencapai 35.749 SR, 203 pelanggan kecil (UMKM), dan 38 komersial.
Berdasarkan data Kementerian ESDM, hingga 2019, total jargas yang terbangun mencapai 537.936 SR, terdiri dari 400.269 SR (74,41 persen) dibangun Pemerintah melalui dana APBN, 132.982 SR (24,72 persen) dibangun PT PGN dan 4.685 SR (0,87 persen) dibangun oleh PT Pertamina. Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2020-2024, pembangunan jargas termasuk salah satu proyek strategis nasional.