Menteri Keuangan Sri Mulyani memastikan kekecewaan dan pengkhianatan yang dialami oleh pegawai Direktorat Jenderal Pajak (DJP) buntut penganiayaan sadis dan gaya hidup mewah yang dilakukan keluarga Rafael Alun Trisambodo tidak akan membuatnya dan jajarannya patah semangat. Ia meyakini kasus tersebut justru menjadi momentum bagi seluruh jajaran di lingkungan Kementerian Keuangan untuk saling mengingatkan dan kembali meraih kepercayaan publik dengan terus bekerja tekun dan jujur.
Menurutnya, saat ini jajaran Kemenkeu akan terus dan makin fokus menjalankan tugas sembari memperbaiki cara kerja hingga melayani masyarakat. Kemenkeu juga akan mendengarkan seluruh masukan yang disampaikan untuk perbaikan institusi. Pegawai Ditjen Pajak dan Kementerian Keuangan sekarang ini sedang disorot masyarakat. Ini merupakan imbas dari kasus penganiayaan yang dilakukan Mario Dandy Satrio terhadap anak pejabat GP Ansor, David, di Jakarta Selatan. Tindakan ini mengakibatkan korban sampai masuk ICU. Kisah ini pun viral di media sosial. Penganiayaan berbuntut panjang karena selain penganiayaan, gaya hidup mewah Mario yang merupakan anak pejabat Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan Rafael Alun Trisambodo juga disorot yang kerap memamerkan gaya hidup mewahnya. Termasuk saat menganiaya David. Saat penganiayaan terjadi, Mario diketahui mengendarai Rubicon.
Karena gaya hidup mewah, harta ayah Mario yang berdasarkan data LHKPN tembus Rp56 miliar pun jadi sorotan. Akibat masalah ini, Sri Mulyani mencopot Rafael dari jabatannya dan memerintahkan Inspektur Jenderal Kemenkeu untuk melakukan penyelidikan, terutama terkait harta yang bersangkutan yang berjumlah fantastis. Selain itu, Sri Mulyani juga mengecam gaya pamer kemewahan di lingkungan Kemenkeu.