Diplomat Rusia untuk PBB, Dmitry Polyanskiy menyebut Amerika Serikat dan para anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) sebagai kompor perang, karena terus melanggar ‘garis merah’ dalam perang Ukraina. Kalimat tersebut dilontarkan Polyanskiy setelah pejabat negaranya murka atas sikap AS dan sekutu yang belakangan gencar menyuplai pasokan arteri perang termasuk jet tempur nuklir dan sistem roket HIMARS untuk Ukraina.
Rusia menilai tindakan yang dilakukan Amerika Serikat dan negara anggota NATO telah melewati batas, karena dapat memicu situasi panas antara Moskow dan Kiev. Polyanskiy bahkan menyebut tindakan AS CS bak “menuangkan minyak ke dalam api”. Rusia bahkan mengancam akan membalas tindakan Barat secara militer apabila mereka terus mengobarkan perang proxy. Pada awal tahun ini, AS dilaporkan telah menyumbangkan paket bantuan pertahanan tambahan senilai 2,5 miliar dolar AS untuk Ukraina.
Tak lama setelah AS dan NATO mengumumkan paket bantuan anyar bagi Ukraina, pemerintah Rusia dikabarkan tengah mempersiapkan serangan besar – besaran ke Ukraina untuk memecahkan kebuntuan di medan perang. Menteri Pertahanan Ukraina, Oleksii Reznikov menilai bahwa negaranya akan tetap memenangkan pertempuran lantaran invasi di kawasan pusat perkotaan Donbas saat ini tengah menghadapi jalan buntu karena Rusia terus gagal merebut kembali Kherson dari tangah Ukraina.