China Cabut Kebijakan Zero Covid, Ekonomi Dunia Bakal Melesat!

Bank Indonesia (BI) menyebut pertumbuhan ekonomi global berpotensi lebih baik dari prakiraan. Hal ini karena adanya penghapusan Zero Covid Policy di China. Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi global berpotensi lebih tinggi dari prakiraan 2,3% sebelumnya. Sementara itu, inflasi global menurun secara gradual dipengaruhi perlambatan pertumbuhan ekonomi global dan perbaikan gangguan rantai pasokan, meskipun tetap di level tinggi seiring harga energi dan pangan yang belum turun signifikan dan pasar tenaga kerja terutama di AS dan Eropa yang masih ketat. Inflasi yang melandai diperkirakan mendorong kebijakan moneter ketat di negara maju mendekati titik puncaknya, dengan suku bunga diprakirakan masih tetap tinggi di sepanjang 2023.

Ketidakpastian pasar keuangan global juga mereda sehingga berdampak pada meningkatnya aliran modal global ke negara berkembang. Pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal IV 2022 tercatat tinggi sebesar 5,01% (yoy) sehingga secara keseluruhan tahun 2022 tercatat 5,31% (yoy), jauh meningkat dari capaian tahun sebelumnya sebesar 3,70% (yoy). Secara spasial, pertumbuhan ekonomi nasional yang kuat pada 2022 terjadi di seluruh wilayah, dengan pertumbuhan tertinggi tercatat di wilayah Sulawesi-Maluku-Papua (Sulampua), diikuti Jawa, Bali-Nusa Tenggara (Balinusra), Kalimantan, dan Sumatera.

BI memprakirakan pertumbuhan ekonomi tahun 2023 akan cenderung bias ke atas dalam kisaran 4,5-5,3%. Kinerja ekspor berpotensi akan lebih tinggi dari prakiraan semula didorong oleh pengaruh positif perbaikan ekonomi China. Konsumsi rumah tangga diprakirakan tumbuh tinggi dipengaruhi keyakinan pelaku ekonomi yang meningkat dan kenaikan mobilitas masyarakat pascapencabutan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Investasi membaik didorong perbaikan prospek bisnis, peningkatan aliran masuk Penanaman Modal Asing (PMA), serta penyelesaian Proyek Strategis Nasional (PSN) yang berlanjut.

Search