Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengklaim jumlah smelter di Indonesia secara total mencapai 91 unit per 1 Februari 2023. Meski begitu jumlah smelter yang telah beroperasi mencapai 48 unit. Jumlah itu mencakup smelter nikel, besi baja, tembaga, dan aluminium. Agus merinci lokasi smelter terbanyak ada di Provinsi Sulawesi Tengah, yakni sebanyak 25 unit. Kemudian, di Provinsi Maluku ada 22 smelter, Sulawesi Tenggara 12 unit, dan di Kalimantan Barat 10 unit. Sementara sisanya, tersebar di beberapa provinsi di Indonesia seperti Banten, jawa Timur, Sulawesi Selatan, Sumatera Utara, hingga Kalimantan Barat.
Adapun dari 48 smelter yang telah beroperasi berdasarkan komoditinya, secara kumulatif, smelter tersebut memiliki kapasitas investasi dan juga penyerapan tenaga kerja. Smelter nikel memiliki kapasitas produksi mencapai 262.660 ton per tahun dengan investasi mencapai Rp5,55 triliun dan tenaga kerja 2.337 orang. Smelter besi baja memiliki kapasitas produksi mencapai 1,6 juta ton per tahun dengan nilai investasi sebesar Rp15,9 triliun dan memiliki tenaga kerja mencapai 2.729 orang. Smelter tembaga memiliki kapasitas produksi mencapai 150 ribu ton per tahun dengan nilai investasi Rp266 miliar dan jumlah tenaga kerja smelter mencapai 525 orang. Smelter aluminium memiliki kapasitas produksi mencapai 544.563 ton per tahun dengan nilai investasi Rp15,6 triliun dan jumlah tenaga kerja mencapai 1.893 orang.