Mantan Kabareskrim Polri Komjen (Purn) Susno Duadji mendorong aparat penegak hukum tidak berhenti di kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat. Rentetan kasus lainnya juga perlu diselidiki, salah satunya soal isu perang bintang. Susno bahkan mengusulkan pihak-pihak yang disinggung menunjukkan iktikad baik. Caranya dengan mengajukan diri untuk diselidiki. Bila perlu minta diperiksa jangan oleh lembaga sendiri, tapi satu tim dari luar. Kalau bersalah, ditindak. Menurut Susno, kejelasan isu-isu mengenai hedonisme, kebrutalan personel, hingga tindakan sewenang-wenang akan memberi ketenangan. Personel Polri bisa bekerja dengan tenang dan publik tidak skeptis terhadap Polri. Tinggal bagaimana pimpinan tertinggi Polri, respons wakil kita di Senayan (DPR), dan respons Bapak Presiden kita (Joko Widodo),” kata Susno. Susno menyebut PPATK sudah bersuara soal kasus Sambo, salah satunya perihal transaksi perjudian. Kalau PPATK menyatakan ada transaksi judi dengan jumlah tertentu, itu bukti elektronik yang sulit dibantah dan benar adanya, gampang melacaknya. Pekerjaan rumah Polri seusai kasus Ferdy Sambo rampung ialah berbenah, perbaikan internal khusus tentang attitude atau mental budaya Polri, perbaikan pelayanan, dan restrukturisasi.
Sementara itu, kuasa hukum keluarga Yosua, Nelson Sirnanjuntak, menyebut isi buku hitam Ferdy Sambo akan terbongkar bila Sambo divonis mati. Nelson yakin vonis mati akan membuat Sambo bernyanyi. Salah satunya soal dugaan suap bisnis tambang ilegal di Kalimantan Timur yang diungkap Bambang Kayun. Di sisi lain, kekhawatiran diungkapkan mantan komisioner KPK Saut Situmorang. Menurutnya, kasus pembunuhan Yosua ini menyimpan banyak hal. Namun, tidak diungkap. Ia menyinggung gerakan bawah tanah yang diduga dilakukan Sambo. Gerakan itu untuk meringankan hukumannya dari pidana penjara seumur hidup menjadi angka. Gerakan bawah tanah itu gambaran bahwa di kasus yang transparan, gamblang, dan terbuka mencoba ditutup tutupi. Saut menyebut masalah lain pun harus diungkap. Secara teori, cara mengangkat gunung es ialah dengan menambah berat jenis air laut. Air laut itu adalah kita semua sebagai masyarakat, lawyer, kita yang angkat (kasus lain) ke permukaan. Di samping itu, wewenang Komisi Kode Etik Polri pun dinilai perlu diperkuat supaya personel yang melanggar kode etik bahkan hukum bisa jera. Komisi etik harus betul-betul powerful, tukas Saut