Dalam sambutannya pada peringatan Hari Pers Nasional atau HPN 2023 di Medan, Presiden Jokowi mengaku memiliki pengalaman pribadi yang dalam dan bersahabat dengan insan pers dan mengungkap lima poin penting yang menjadi catatan untuk pers nasional (09/02). Pertama, Presiden Jokowi menekankan bahwa dunia pers tidak sedang baik-baik saja. Sebab, saat ini isu utama soal kebebasan pers sudah bergeser menjadi isu tanggung jawab pemberitaan. Menurut Jokowi, dengan kemajuan teknologi seperti saat ini, kebebasan pers sudah tidak perlu diperjuangkan karena pers sekarang bisa tampil dalam bentuk digital, semua orang bebas membuat berita dan sebebas-bebasnya. Masyarakat juga kebanjiran berita dari media sosial dan media digital lainnya, termasuk platform-platform asing.
Kedua adalah porsi iklan di media arus utama yang telah dicaplok oleh media digital utamanya platform asing sebanyak 60 persen. Akhirnya, sumber daya keuangan media konvensional akan terus berkurang, dan akan menyulitkan media dalam negeri. Ketiga, Jokowi meminta agar keamanan data menjadi yang paling utama untuk dijaga, karena bisa dimanfaatkan untuk mengendalikan preferensi masyarakat.
Keempat, Presiden Jokowi menekankan bahwa media mainstream diharapkan bisa menjadi clearing house of information di tengah melimpahnya informasi dari berbagai platform digital. Peran utama media semakin penting untuk mengamplifikasi kebenaran dan menyingkap fakta terutama di tengah keganasan post truth atau pasca fakta dan pasca kebenaran. Media arus utama diharapkan mampu menjaga dan mempertahankan misinya untuk mencari kebenaran searching the truth dan membangun optimisme. Terakhir, Jokowi berpesan agar insan pers tetap menyajikan pemberitaan yang berpegang teguh pada idealisme, obyektif dan tidak tergelincir dalam polarisasi saat memasuki tahun politik.