Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) berencana mengirim seorang jenderal ke Myanmar untuk berdialog dengan junta militer. Jokowi berharap langkah ini bisa membantu Myanmar transisi menuju negara demokrasi. “Ini soal pendekatan. Kami punya pengalaman, di sini, di Indonesia, situasinya sama,” kata Jokowi, Rabu (1/2).
Indonesia pernah berada di bawah kendali militer selama lebih dari tiga dekade. Rezim ini tumbang usai krisis ekonomi dan protes massal pada 1998. Lebih lanjut, Jokowi mengatakan tak menutup kemungkinan ia yang pergi ke Myanmar. Namun, dia menilai akan “lebih mudah” berdialog dengan pejabat yang memiliki latar belakang sama. Pernyataan Jokowi muncul saat peringatan dua tahun kudeta di Myanmar. Di tahun ini pula, Indonesia menjadi ketua ASEAN. Menyoal Myanmar, blok Asia Tenggara itu dianggap tak satu suara. Isu kudeta Myanmar tersebut juga menjadi tantangan bagi keketuaan Indonesia di ASEAN tahun ini. Jokowi juga menekankan jika junta tak menghormati lima konsensus yang sudah disepakati di Jakarta pada April 2021 lalu, maka ASEAN akan mengambil tindakan tegas.