Kanselir Jerman Olaf Scholz pada Minggu (29/1/2023) menegaskan, negaranya tidak akan mengirim jet tempur ke Ukraina. Scholz pada Rabu (25/1/2023) baru saja menyetujui pengiriman 14 unit tank Leopard 2 ke Ukraina, dan mengizinkan negara-negara lainnya mengirim tank tersebut. Pengiriman tank dilakukan setelah perdebatan sengit berminggu-minggu dan tekanan yang meningkat dari para sekutu. “Saya hanya dapat menyarankan untuk tidak terus-menerus melakukan perang penawaran dalam hal sistem senjata,” kata Scholz.
Keputusan Scholz untuk mengizinkan pengiriman tank disusul pengumuman AS bahwa mereka akan mengirim 31 tank Abrams. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berterima kasih kepada Berlin dan Washington atas langkah tersebut, yang dipandang sebagai terobosan dalam upaya mendukung negara yang dilanda perang itu. Namun, Zelensky juga menekankan bahwa Ukraina membutuhkan lebih banyak senjata berat dari sekutu NATO untuk menangkis pasukan Rusia — termasuk jet tempur dan rudal jarak jauh.
Scholz juga memperingatkan agar tidak meningkatkan risiko eskalasi, dan Rusia mengecam keras pengiriman tank tersebut. “Tidak ada perang antara NATO dan Rusia. Kami tidak akan membiarkan eskalasi seperti itu,” katanya. Kanselir tersebut menambahkan, perlu terus berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Panggilan telepon terakhir mereka berdua terjadi pada awal Desember 2022