Partai berkuasa tempat Presiden Recep Tayyip Erdogan bernaung membantah pernyataan seorang politikus yang menyebut Turki akan keluar dari NATO dalam kurun enam bulan mendatang. Juru bicara Partai Pembangunan dan Keadilan (Justice and Development Party/AKP), Omar Celik, melontarkan pernyataan ini untuk membantah pernyataan Wakil Ketua Partai Tanah Air Turki, Ethem Sancak. Celik menyatakan bahwa isu-isu semacam ini memang kerap dijadikan alat kampanye oleh partai-partai di Turki menjelang pemilihan umum.
Partai Tanah Air memang meluncurkan kampanye bertajuk “Mari Tinggalkan NATO” pada 19 Januari lalu untuk mendesak pemerintahan Erdogan agar Turki hengkang dari aliansi pertahanan itu. Sancak memaparkan beberapa alasan Turki harus keluar dari NATO, salah satunya hubungan dengan sejumlah negara Eropa yang memburuk. Selain itu, Sancak juga menuding NATO sempat berupaya membuat Turki terperangkap dalam peperangan di Timur Tengah, merujuk pada konflik di Suriah.
Menurutnya, jajak pendapat juga menunjukkan setidaknya 80 persen populasi Turki meyakini “Amerika Serikat merupakan negara yang menerapkan kebijakan paling bermusuhan dan menghancurkan” terhadap negaranya. Ia juga mengklaim survei itu memperlihatkan kecenderungan warga Turki yang mulai condong ke arah Rusia dan Presiden Vladimir Putin.