Waspadai Turbulensi Harga Energi

Tren harga energi, seperti minyak mentah, gas alam, dan batubara, pada akhir tahun lalu turun. Namun, pada triwulan I-2O23 ini, turbulensi harga energi berpotensi terjadi jika perseteruan ekonomi antara Uni Eropa dan Rusia menguat. Peneliti Research and Development Bursa Komoditas dan Derivatif Indonesia (ICDX) Girta Yoga, mengatakan, pada akhir tahun lalu, kekhawatiran pasar terhadap lonjakan harga energi tidak terjadi. Ini menunjukkan dampak embargo Uni Eropa (UE) terhadap minyak mentah Rusia yang digulirkan sejak 5 Desember 2022 tidak berlangsung lama. Hal itu terjadi lantaran Rusia mengalihkan ekspor minyak mentah dari UE ke China. Selain itu, batas harga minyak mentah yang ditetapkan UE sebesar 60 dollar AS per barel belum terasa atau bahkan tidak efektif.

Ancaman Rusia memangkas produksi minyak mentah juga belum terealisasi. Namun, pada triwulan 1-2023, turbulensi harga minyak mentah berpotensi terjadi. Menurut Yoga, pada triwulan 1-2023, dua isu panas akan menjadi penentu naik atau tidaknya harga energi dunia. Pertama, UE akan meningkatkan skala embargo pada produk tuiunan minyak mentah dan menentukan batas harga komoditas itu pada 5 Februari 2023. UE juga akan menentukan batas harga gas alam Rusia pada 15 Februari 2023. Kedua, Rusia akan melarang ekspor minyak mentah dan produk turunannya ke negara-negara yang mengembargo sejumlah komoditas tersebut. Selain itu, Rusia juga akan memangkas produksi minyak mentah sebanyak 500.000-700.000 barel per hari.

Dengan berbagai indikator itu, ICDX memperkirakan harga energi masih rentan bergejolak pada triwulan 1-2023. Di level tertinggi, harga minyak mentah diperkirakan 100-115 dollar AS per barel, batubara 425-450 dollar AS per ton, dan gas alam 4,5-5,5 dollar AS per juta british thermal unit (MMBTU). Pada titik terendah, harga minyak mentah diperkirakan 65-55 dollar AS per barel, batubara 275-300 dollar AS per ton, dan gas alam 2-2,5 dollar AS per MMBTU.

Peneliti Research and Development ICDX Jonathan Octavianus menambahkan, selain harga energi, harga minyak kelapa sawit mentah (CPO) akan turut terdongkrak. Selain imbas perang Rusia-Ukraina dan potensi peningkatan permintaan China, ada tiga faktor lain yang menjadi penentu harga CPO. Ketiga faktor itu adalah penerapan mandatori B35 di Indonesia per 1 Februari 2023, Ramadhan-Lebaran, serta rencana Malaysia melarang ekspor CPO dan sejumlah produk turunannya ke UE. Dengan mandatori B35 itu, Indonesia merupakan negara yang menerapkan biodiesel tertinggi di dunia. Implementasi kebijakan itu diperkirakan akan mengubah penawaran dan permintaan pasar global sehingga mendorong kenaikan harga CPO global.

Search