Ekonomi China tumbuh 3 persen sepanjang 2022. Angka ini jauh di bawah target pemerintah sebesar 5,5 persen dan menjadi salah satu yang terburuk dalam hampir setengah abad terakhir. Kendati demikian, Biro statistik China (NSB) mencatat laju ekonomi 2,9 persen pada kuartal IV 2022 mengalahkan ekspektasi pasar serta pendapat ekonom yang memperkirakan lajunya hanya 1,8 persen. “Ekonomi Tiongkok kemungkinan mencapai titik terendah pada bulan Desember,” kata Zhiwei Zhang, presiden dan kepala ekonom di Pinpoint Asset Management, dikutip CNN Business, Selasa (17/1). NSB juga mencatat bahwa populasi China menyusut. Negara itu memiliki 1,4118 miliar penduduk pada 2022, lebih rendah dibandingkan dengan 1,4126 miliar penduduk pada 2021. Analis mengatakan penurunan itu menjadi yang pertama sejak 1961.
Sebelumnya, ekonomi China tumbuh 3,9 persen pada kuartal III 2022, jauh melampaui raihan pada kuartal II sebesar 0,4 persen. Kendati membaik dibandingkan dengan kuartal sebelumnya, pertumbuhan pada kuartal III 2022 masih terbebani oleh sejumlah pembatasan akibat pandemi covid-19 yang menekan aktivitas bisnis.
Sementara itu, Bank Dunia sebelumnya memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi China sebesar 0,8 persen menjadi 4,3 persen pada 2022. Ekonomi China diperkirakan memburuk karena kebijakan nol covid-19 yang membatasi mobilitas masyarakat. Kendati demikian, Bank Dunia mengatakan aktivitas ekonomi China mulai pulih pada semester II 2022. Hal itu akan didorong stimulus fiskal dan pelonggaran aturan terkait perumahan. Bank Dunia melihat permintaan domestik pulih secara bertahap. Setelah itu, konsumsi akan meningkat dan mendorong ekonomi Negeri Tirai Bambu.