Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut 2023 merupakan tahun ujian. Hal ini disebabkan meningkatnya tekanan geopolitik. Jokowi memperkirakan ekonomi negara besar akan melemah, termasuk Uni Eropa, China, dan Amerika Serikat (AS). Kondisi ini akan berpengaruh ke Indonesia karena akan mengganggu kinerja ekspor.
Jokowi menambahkan Indonesia mengalami tantangan di tengah Bank Dunia memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global dari 2,9 persen ke 1,4 persen. Kendati demikian, ia optimistis Indonesia bisa menghadapi 2023 dengan baik, sama seperti saat 2022. Mantan Walikota Solo itu melihat banyak capaian positif di tengah tekanan eksternal pada 2022. Hal itu setidaknya tercermin dalam pertumbuhan ekonomi di kuartal III 2022 sebesar 5,72 persen. Kemudian, pendapatan negara juga tumbuh 30,36 persen. Oleh karena itu, Jokowi menekankan setiap perubahan yang ada di dunia harus direspons dengan cepat, kebijakan-kebijakan yang diputuskan juga harus dengan membaca dinamika yang ada di dunia.
Jokowi berharap ekspor dan investasi Indonesia bisa berjalan dengan baik baik. Selain itu, hilirisasi juga akan ditingkatkan karena akan memperluas lapangan pekerjaan dan menambah devisa negara. Ia juga meminta agar APBN 2023 difokuskan pada kegiatan dan program yang produktif, terutama untuk penciptaan lapangan kerja dan pengentasan kemiskinan. Selain itu, APBN juga diminta difokuskan kepada ketahanan pangan serta agenda menjelang pemilu. Jokowi pun meminta setiap jajaran pemerintah menjaga tingkat inflasi.