Indonesia dan Malaysia sepakat menyelesaikan sengketa perbatasan darat dan laut kedua negara pada tahun ini. Perdana Menteri Anwar Ibrahim mengajukan syarat Presiden Joko Widodo dapat sesegera mungkin melawat ke Malaysia jikalau MoU mengenai batas wilayah ini ingin segera ditandatangani. “Dari taklimat yang saya perolehi Bapak, tidak terlalu banyak kerumitannya ya, tetapi Ia hanya memerlukan satu tekad yang jelas dan Insya Allah dalam bahasa terdekat, Saya akan bawa ke jemaah menteri, dengan syarat Bapak berkunjung ke Malaysia, cepat kalau bapak bagi tareh cepat, segeralah kita luruskan. Kalau bapak tangguh, bakal tertanggung perjanjian kita,” kata Anwar di saat memberikan keterangan pers di Istana Bogor, Senin, 9 Januari 2021. Menurut pernyataan Jokowi, dalam keterangan pers yang sama, kedua pemimpin sepakat untuk memastikan kesepakatan terkait perbatasan darat Sebatik dan Sinapad Sesai, serta perbatasan laut di Laut Sulawesi dan Selat Malaka. Merespons pernyataan Anwar, Jokowi hanya tersenyum.
Di sela lawatan Anwar ke Indonesia, sektor bisnis Malaysia menyerahkan 11 Letter of Interest (LOI) kepada otorita IKN yang bergerak di bidang elektronik, kesehatan, pengelolaan limbah, konstruksi dan properti. Isu pekerja migran serta niat dialog sengketa perbatasan negara dan peningkatan kerja sama ekonomi menjadi dua pemimpin. Selain itu juga terdapat sejumlah MOU di bidang perkapalan, pembiayaan ekspor impor, energi hijau, pengembangan industri baterai dan lain-lainnya juga sudah ditandatangani. Potensi dari kesepakatan bisnis yang tergabung dari LOI dan MOU oleh RI dan Malaysia itu berpotensi RM1.66 miliar atau setara Rp4,11 triliun. Anwar Ibrahim dan Jokowi juga membahas isu regional dan global seperti krisis Myanmar dan Indo-Pasifik. Kedua pemimpin sepakat mendukung mekanisme ASEAN dalam penyelesaian konflik dan menyerukan junta militer segera menghentikan kekerasan.
Presiden Jokowi dan Perdana Menteri Anwar Ibrahim juga sepakat bekerja sama memerangi “diskriminasi” terhadap minyak sawit. Pada 2021, Indonesia adalah mitra dagang global terbesar ke-7 Malaysia dan ke-3 di ASEAN dengan nilai perdagangan RM95,31 miliar atau sekitar Rp 337,806 triliun. Untuk periode Januari-November 2022, Indonesia merupakan mitra dagang terbesar ke-6 Malaysia secara global, dan mitra dagang terbesar ke-2 di ASEAN dengan total perdagangan meningkat sebesar 41,7 persen senilai RM120,26 miliar atau sekitar Rp 427. 442 triliun.