Bank Indonesia (BI) baru saja melancurkan instrumen operasi moneter valuta asing (valas) baru. Instrumen ini adalah bagian dari upaya perjuangan memulangkan Devisa Hasil Ekspor (DHE) yang banyak mengendap di Singapura. Seperti di ketahui, eksportir banyak menyimpan dolar hasil ekspornya di Singapura, mengingat suku bunga simpanannya yang lebih tinggi dibandingkan di dalam negeri.
Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan instrumen tersebut akan memberikan imbal hasil deposito valas yang kompetitif berdasarkan mekanisme pasar. “Bank bisa pass-on simpanan DHE dari para eksportir. Jadi eksportir menyimpan dana ke perbankan, terus perbankan bisa pass-on ke BI dengan mekanisme pasar dan suku bunga atau imbal hasil yang menarik,” tutur Perry dalam konferensi pers, dikutip Sabtu (24/12/2022).
Perry berharap instrumen ini mampu menarik minat eksportir untuk menaruh DHE mereka, terutama eksportir di sektor Sumber Daya Alam (SDA). Terlebih, mereka banyak diuntungkan dari sumber daya Indonesia. Namun, instrumen ini dipastikan tidak akan langgeng. Deputi Gubernur Dody Budi Waluyo menuturkan bahwa operasi moneter valuta asing dilaksanakan secara temporer. Ketika disinggung terkait dengan batas waktu, Dody mengatakan bahwa BI belum memberikan batasan.