Kemenperin Dorong Penggunaan Aspal Karet

Kementerian Perindustrian mendorong hilirisasi industri pengolahan karet. Langkah strategis itu diharapkan dapat mengoptimalkan penyerapan komoditas di dalam negeri. “Karet memiliki peran penting terhadap perekonomian nasional. Apalagi, Indonesia merupakan produsen terbesar kedua di dunia dengan luas areal perkebunan 3,6 juta hektare dan produksinya mencapai 3,03 juta ton pada 2021,” ujar Direktur Jenderal Industri Agro Putu Juli Ardika. Putu menyebutkan, industri karet nasional (sektor hulu dan hilir) memberikan kontribusi yang signifikan bagi perolehan devisa. Yaitu, USD 7,1 miliar pada 2021. “Di samping itu, industri karet menyerap pekerja langsung lebih dari 60 ribu orang di hulu. Dan, sebanyak 258 ribu merupakan tenaga kerja tidak langsung yang juga berdampak kepada 2,5 juta petani, tambahnya.

Saat ini produk karet hulu yang diproses lebih lanjut di dalam negeri oleh industri hilir hanya berkisar 20 persen. Meliputi produk ban, vulkanisir, dock fender, barang teknik karet, dan sebagainya. Sebesar 80 persen diekspor dalam bentuk setengah jadi berupa crumb rubber dan ribbed smoked sheet (RSS). Oleh karena itu, kebijakan hilirisasi penting untuk meningkatkan nilai tambah komoditas karet di dalam negeri. Kami berharap bisa ada solusi terbaik ke depannya untuk lebih mengembangkan industri pengolahan karet nasional yang berdaya saing global.

Kemenperin telah mendorong peningkatan pemanfaatan karet alam melalui aspal karet. Hal itu juga perlu didorong untuk pengembangan produk-produk turunan karet lainnya, seperti bantalan jembatan, seismic bearing, rubber dam, belt conveyor, dock fender dan lain-lain. Untuk implementasi hal itu, pemerintah telah membuat program peningkatan penggunaan produk dalam negeri (P3DN). Sehingga diharapkan pengadaan proyek yang didanai oleh APBN dan APBD serta pengadaan oleh sektor BUMN dapat menyerap produk industri dalam negeri yang sudah ber-TKDN.

Search