Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut tingkat inflasi global pada 2022 merupakan yang terburuk dalam 40 tahun terakhir. Lonjakan inflasi disebabkan oleh kenaikan harga pangan dan energi akibat terganggunya rantai pasok imbas perang Rusia-Ukraina. Ia melanjutkan kenaikan inflasi ini pun membuat pemerintah dan pembuat kebijakan lainnya turun tangan. Dari sisi moneter, banyak bank sentral yang mengerek suku bunga acuan guna mengendalikan inflasi. Di sisi lain, kebijakan suku bunga itu menimbulkan tekanan pada kinerja ekonomi. Alhasil pertumbuhan ekonomi suatu negara melambat.
Inflasi di beberapa negara memang menyentuh level yang tinggi beberapa waktu belakangan. Turki mengalami lonjakan inflasi hingga 83,4 persen pada September 2022. Ada juga Rusia yang inflasinya mencapai 13,7 persen pada bulan lalu. Selain kedua negara itu, inflasi Argentina juga mencapai 83 persen pada September 2022, naik dari 78 persen pada bulan sebelumnya. Tingkat inflasi tahunan Belanda juga melonjak menjadi 14,5 persen pada September 2022, naik dari 12 persen pada bulan sebelumnya. Ini menjadi kenaikan harga konsumen tercepat sejak September 1971. Sementara, lonjakan inflasi Inggris Raya mencapai 10,1 persen pada September 2022, turun dari 9,9 persen pada bulan sebelumnya. Di Indonesia sendiri lonjakan inflasi masih berada di level 5 persen. Terbaru, inflasi RI mencapai 5,42 persen pada November 2022.